Minggu, 05 Juli 2015

Hukum Bacaan Qalqalah dan Ra / Mairita Fitri / Makalah



Hukum Bacaan Qalqalah dan Ra


A.  Pendahuluan
Al Qur’an sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. merupakan pedoman hidup bagi umat Islam dan membacanya termasuk ibadah. Dalam membaca Al Qur’an harus baik dan benar. Kita dituntut untuk  membaca Al Qur’an dengan baik dan benar. Oleh karena itu,  kita harus mengetahui ilmu tajwid  (ilmu cara membaca Al Qur’an). Diantara yang akan kita pelajari adalah hukum bacaan Qalqalah dan Ra.[1]
Rasulullah saw bersabda: “Orang yang membaca Al-Qur’an dengan mahir, kelak mendapat tempat dalam surga bersama-sama dengan para Rasul yang mulia dan baik-baik. Sedang orang yang membaca Al-Qur’an tetapi tidak mahir, membacanya tertegun-tegun, tidak lancar dia akan mendapat dua pahala.” Riwayat Bukhori dan Muslim dari Siti A’isyah ra.[2]

B.  Pengertian Qalqalah dan Ra
1.    Qalqalah
Qalqalah secara harfi/harfiyah (bahasa) artinya getaran, mantul atau membal. Pengertian qalqalah secara istilah  ialah memantul/getaran suara ketika membaca  kalimat (lafal) yang terdapat huruf berharakat sukun asli (asli mati) atau sukun karena waqaf /diwaqafkan.[3]

2.    Syarat Qalqalah:
·      Hurufnya harus sukun
·      Terjadi karena berhenti pada huruf qalqalah[4]
Huruf qalqalah ada lima yaitu   قَطْبُ جَدٍ  (  ق , ط , ب , ج , د )



3.    Macam-macam Qalqalah:
a.    Qalqalah Sugra
Qalqalah sugra disebut juga qalqalah kecil, yaitu bunyi huruf Qalqalah yang cara membacanya dengan pantulan yang kecil atau tidak keras. Qalqalah sugra disebabkan karena huruf qalqalah berharakat sukun dan berada di tengah kalimat.[5]
Contoh:
Huruf qaf  (ق) contohnya  إِقْتَرَبَ
Huruf tha’ (ط) contohnya  أَطْعَمَهُمْ
Huruf ba’  (ب) contohnya  اَبْصَارِهِمِ
Huruf jim  (ج) contohnya  نَجْعَلُ
Huruf dal  (د) contohnya  اَدْبَارَهُم
b.   Qalqalah Kubra
Qalqalah kubra atau qalqalah besar ialah bunyi huruf Qalqalah yang cara membacanya dengan pantulan yang keras. Qalqalah sugra disebabkan karena huruf qalqalah berharakat sukun atau terdapat tanda waqaf yang harus dihentikan atau diwaqafkan.
Contoh:
Huruf qaf  (ق) contohnya  مِنْ عَلَقٍ
Huruf tha’ (ط) contohnya  مِنْ وَرَآئِهِمْ مُحِيْطٌ
Huruf ba’  (ب) contohnya   أُوْلُوْا اْلأَلْبَابِ
Huruf jim  (ج) contohnya  ذَاتِ الْبُرُوْجِ
Huruf dal  (د) contohnya  ذَاتِ الْوَقُوْدِ

4.    Ra
Hukum ra’ adalah salah satu huruf hijaiyah yang pengucapannya berbeda-beda, terkadang dibaca “tebal” dan terkadang dibaca “tipis”.

5.    Macam-macam bacaan Ra
a.    Ra Tafkhim (tebal)
Tafkhim menurut bahasa artinya menebalkan atau menggemukkan. Menurut ilmu tajwid Tafkhim ialah: gambaran tentang tebalnya bunyi huruf seakan-akan bunyi tersebut memenuhi semua rongga mulut.
Huruf ra’ dibaca tebal apabila huruf tersebut berharakat fathah, fathah tanwin, dammah, dammah tanwin atau sukun dan didahului huruf yang berharakat fathah atau dammah.
Huruf ra’ yang dibaca tebal ada empat macam, yaitu
1.    Huruf ra’ berharakat fathah. Contoh : اَرَاَيْتَ، رَبَّيَانِي، وَرَضُوْا عَنْهُ، وَالرَّسُوْلَ، وَالرُّمَّانَ، 
2.    Huruf ra’ berharakat dammah . Contoh : رُحَمَآءُ، رُبَّمَا، الرُّسُلُ، اُنْظُرُوْا، يَسْتَغْفِرُوْنَ 
3.    Huruf ra’ berharakat sukun yang didahului huruf berharakat fathah atau            dammah. Contoh : مَرْيَمُ، يُرْزَقُوْنَ, بُرْهَانَكُمْ 
4.    Huruf ra’ berharakat sukun yang didahului huruf berharakat kasrah tetapi       bukan harakat asli dari kata tersebut. Contoh : اِرْحَمْنَا، اِرْجِعِىْ 
b.   Ra Tarqiq (tipis)
Huruf ra’ dibaca tipis apabila huruf tersebut berharakat kasrah, kasrah tanwin, atau sukun dan didahului huruf yang berharakat kasrah.
Huruf ra’ yang dibaca tarqiq ada tiga macam, yaitu:
1.    Semua huruf ra’ yang berharakat kasrah, baik di depan, tengah maupun di       akhir kata. Contoh :  رِجَالاً، وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا، اَلنَّارِ
2.    Huruf ra’ yang didahului dengan ya’ sukun.
Contoh : عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ، شَيْئٍ قَدِيْرٍ، لَصَوْتُ الْحَمِيْرِ
3.    Huruf ra’ sukun yang didahului dengan huruf berharakat kasrah 
Contoh : فِرْعِوْنَ،  مِرْفَقًا، وَشَاوِرْهُمْ 
Akan tetapi apabila ra’ sukun didahului dengan huruf isti’la’ yaitu huruf qaf (ق), gain (غ), zha’ (ظ), tha’ (ط) , dhad (ض), shad  (ص), dan kha’ (خ), maka hukumnya menjadi tafkhim (tebal).
c.    Ra Tafkhim/Tarqiq (boleh tebal dan boleh tipis)
Ra boleh dibaca Tafkhim atau dibaca Tarqiq (Jawazul wajhain) apabila :
a.    Ra sukun didahului oleh huruf berharakat kasrah dan sesudah ra terdapat huruf Isti’la yang berharakat kasrah atau kasrahtain. Huruf-huruf Isti’la adalah   خ  ص ض غ ط ق ظ
Contoh :  مِنْ عِرْ ضِهِ , بِحِرْصٍ
b.      Ra sukun didahului oleh huruf yang berharakat kasrah dan sesudah ra terdapat huruf Isti’la yang tidak berharakat kasrah. Contoh :مِرْ صَا دٌ, فِرْ قَةٌ
C.  Kesimpulan
Qalqalah secara harfi/harfiyah (bahasa) artinya getaran, mantul atau membal. Pengertian qalqalah secara istilah  ialah memantul/getaran suara ketika membaca  kalimat (lafal) yang terdapat huruf berharakat sukun asli (asli mati) atau sukun karena waqaf /diwaqafkan.
Syarat Qalqalah:
·      Hurufnya harus sukun
·      Terjadi karena berhenti pada huruf qalqalah
Huruf qalqalah ada lima yaitu   قَطْبُ جَدٍ  (  ق , ط , ب , ج , د )
Sedangkan hukum bacaan Ra terbagi 3 macam, yaitu:
1.    Ra Tafkhim (tebal)
2.    Ra Tarqiq (tipis)
3.    Ra Tafkhim/Tarqiq




















DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Asy’ari, Pelajaran Tajwid, Surabaya: Apollo Lestari, 1987.
http://mykhusen.wordpress.com/2013/06/03/hukum-bacaan-qalqalah/
http://mykhusen.wordpress.com/2013/06/03/hukum-bacaan-qalqalah/
http://www.edupai.web.id/2012/05/qalqalah-dan-ra.html
Mahfan, Pelajaran Tajwid Praktis, Jakarta: Sandro Jaya, 2005.



[1]http://mykhusen.wordpress.com/2013/06/03/hukum-bacaan-qalqalah/
[2]Abdullah Asy’ari, Pelajaran Tajwid, Surabaya: Apollo Lestari, 1987, h. 5
[3]http://mykhusen.wordpress.com/2013/06/03/hukum-bacaan-qalqalah/
[4]Mahfan, Pelajaran Tajwid Praktis, Jakarta: Sandro Jaya, 2005, h. 51
[5]http://www.edupai.web.id/2012/05/qalqalah-dan-ra.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar